Jumat, 29 Mei 2020

Mari Berkarya Musik

Anggapan bahwa menciptakan lagu itu sulit, tidak selamanya benar. Sebaliknya, anggapan bahwa mencipta lagu itu mudah juga omong kosong. Sebagaimana karya seni yang lain, berkarya musik juga membutuhkan pengetahuan dan keterampilan dan kita tahu bahwa pengetahuan dan keterampilan itu dihasilkan dari usaha berlatih yang keras, tekun, dan terus-menerus.

Mari kita perhatikan dua komponis kita, yaitu Titik Puspa dan Melly Goeslaw. Mereka mengaku sebagai pencipta lagu yang tidak menguasai teori musik. Menuliskan lagu-lagunya dalam notasi angka maupun balok saja mereka mengaku tidak bisa. Apalagi jika diharuskan menggarap karya-karyanya dalam tata musik yang rumit seperti yang kita nikmati dari hasil akhirnya. Untuk kepentingan penataan musik bagi karya-karyanya, mereka mengaku sangat dibantu oleh suami mereka yang juga musikus kenamaan. Meskipun begitu, pada akhirnya mereka tetap mampu menghasilkan karya-karya lagu yang sangat bermutu, bahkan melegenda, seperti lagu "Kupu-kupu Malam" karya Titik Puspa atau "Menghitung Hari" karya Melly Goeslaw.

Kisah ini menunjukkan bahwa untuk mencipta karya musik, khususnya lagu, tidak harus melalui penguasan ilmu musik lebih dahulu. Kedua tokoh kita tersebut mengaku bahwa mencipta lagu dimulai dengan bersenandung tentang tema-tema tertentu, kemudian senandungnyai itu dicatat dan dihafal, baru diberi notasi.

Hal yang sama juga dilakukan para pengamen jalanan. Coba tengok Didi Kempot, tokoh musik campursari, yang mantan pengamen. Karya ciptanya sangat populer, bahkan sampai ke Suriname. Dia mengaku menciptakan lagu berdasarkan pengalaman hidupnya jatuh bangun sebagai pengamen jalanan. Pengetahuan dan keterampilan musiknya juga tidak terlalu istimewa.

Tentu lain lagi dengan komponis-komponis besar yang kita kenal dengan ciptaan lagu dan karya musiknya yang monumental, seperti Ismail Marzuki, W.R. Supratman, Kusbini, C. Simanjuntak, Ki Nartosabdo. Juga komponis-komponis dunia, seperti Mozzart dan Bach. Mereka mencipta karya musik dengan ilmunya yang tinggi sehingga ciptaannya benar-benar memiliki karakter melodi dan harmoni yang indah. Mereka mencipta lagu dengan memperhitungkan segala aspek musikal seperti yang sudah kita bahas pada bab-bab sebelumnya.

Kalian juga dapat menciptakan lagu dengan meniru apa yang dilakukan oleh komponis-komponis yang sudah dibicarakan di atas, seperti dengan menulis lagu dari hasil pengamatan lingkungan sekitar. Misalnya, kalian mengamati kupu-kupu yang sedang hinggap di atas bunga. Saat mengamati hal tersebut perasaan kalian tersentuh oleh keindahannya. Pada saat itu, perinci dan tulislah hal-hal yang indah dari hasil pengamatanmu.

Dari hasil pengamatan itu, coba kalian susun ungkapan menjadi lirik yang tinggal disenandungkan, seperti contoh berikut ini. Setelah melakukan pengamatan ke sekitar kalian, mari kita bahas langkah-langkah berkarya musik, khususnya mencipta lagu secara lebih perinci.

Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut.

1. Menentukan Tema

Sama seperti menulis, mencipta lagu tentu dimaksudkan sebagai upaya untuk menyampaikan sesuatu ide, gagasan, atau maksud kepada orang lain. Ide, gagasan, atau maksud tersebut dapat berupa curahan perasaan kita tentang sesuatu, keresahan kita, juga dapat berupa informasi tertentu. Itulah yang disebut tema. Pendek kata, tema adalah sesuatu yang diolah oleh pencipta musik untuk disampaikan kepada pendengar.

Namun, berbeda dengan menulis yang hanya bertujuan menyampaikan ide, gagasan, atau maksud, mencipta lagu masih memerlukan pengolahan lagi terhadap hal-hal tersebut. Pengolahan itu berupa pemberian unsur melodi dan harmoni. Masih banyak hal dapat memberi inspirasi kepada kita untuk mendapatkan ide dalam mencipta lagu, di antaranya adalah:

a. Kebesaran dan kasih Tuhan

Sebagai makhluk beragama kita pasti yakin bahwa kebesaran dan kasih Tuhan sangat agung dan indah. Keagungan Tuhan ini tidak akan ada habisnya memberi inspirasi untuk digali. Saat senang, kita pasti ingat akan kasih Tuhan, saat sedih kita juga ingat akan rasa sayang Tuhan. Saat sukses kita ingat pertolongan Tuhan, dan saat gagal kita juga ingat kemahakuasaan Tuhan. Saat mendapat keberuntungan kita ingat kemahabesaran, saat mendapat bencana kita ingat akan kemahasucian Tuhan. Oleh karenanya, banyak komponis yang mencipta lagu bertemakan kemahabesaran dan kasih Tuhan.Contoh lagu: "Syukur" karya H. Mutahar

b.  Keindahan alam

Alam sangat kaya akan keindahan. Benda-benda yang ada di alam, pergerakan alam yang menggulirkan waktu, sampai bunyi-bunyian yang ditimbulkan oleh pergerakan alam pun sangat indah bagi panca indera kita. Bunga-bunga yang bermekaran, pelangi yang warna-warni, burung-burung yang berkicauan, matahari yangi hangat, angin yang sepoi-sepoi, ombak yang bergulung, dan lainnya merupakan keindahan yang dapat diolah menjadi tema karya lagu kita. Oleh karena itu, sangat banyak komponis yang menciptakan karya lagunya berdasarkan tema tersebut.Contoh:"Anging Mamiri" (lagu daerah Sulawesi Utara),"Pitik Tukung" (lagu daerah Jawa Tengah)

c. Kepahlawanan

Kita sering mengagumi ketulusan seseorang untuk mengorbankan dirinya demi kepentingan orang lain, bangsa, dan negaranya. Sifat rela berkorban ini tidak hanya lahir dari orang-orang besar, seperti para pejuang. Orang-orang kecil di sekitar kita pun banyak yang memiliki sifat-sifat mulia. Orang-orang demikian itulah yang kita sebut sebagai pahlawan. Ibu yang melahirkan, merawat, dan mendidik kita dengan penuh pengorbanan sangat layak kita sebut pahlawan. Guru pun demikian. Begitu juga para pejuang yang rela berkorban nyawa untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Sifat kepahlawanan ini sangat mengagumkan dan sering memberi inspirasi bagi kehidupan kita. Oleh karenanya, banyak komponis menciptakan lagu berdasarkan tema ini untuk memberikan puji-pujian bagi para pahlawan. Contoh: "Burung Dadali" karya Sambas "Gugur Bunga" karya Ismail Marzuki

d. Lingkungan

Manusia hidup dan terikat oleh lingkungan tempat tinggalnya. Keterikatan manusia terhadap tempat tinggalnya ini sering menimbulkan rasa cinta. Maka, jangan heran jika muncul perasaan cinta berlebihan terhadap kampung halaman. Perhatikan orang-orang yang merantau. Pada saat-saat tertentu, mereka akan pulang karena rindu akan kampung halaman, seperti pada tradisi mudik lebaran. Sikap seperti ini kalau ditarik ke tataran yang lebih tinggi akan menjadi cinta tanah air. Perasaan cinta yang dalam terhadap lingkungan kampung halaman ini sering memberi inspirasi untuk penciptaan lagu. Contoh: "Kampuang nan Jauh di Mato" (lagu daerah Sumatera Barat), "Tanah Airku" karya Ibu Sud

e.    Kehidupan sehari-hari

Kalau kita jeli mengamati kehidupan di sekitar kita, akan banyak kita jumpai hal-hal yang unik dari hal-hal yang sekilas hanya tampak biasa-biasa saja. Petani yang sabar menanti waktu tanam, nelayan yang hanya berlayar pada waktu malam, pencari rotan yang tak takut terhadap ketajaman duri dan semak belukar adalah hal-hal unik yang dapat memberi inspirasi bagi para komponis untuk mencipta lagu. Contoh: "Hela-hela Rotane" (lagu daerah Maluku), "Potong Sagu" (lagu daerah Maluku)

f.    Pengalaman hidup pribadi

Hal yang juga tidak akan kering sebagai mata air inspirasi bagi penciptaan lagu adalah pengalaman hidup pribadi. Pengalaman yang menyenangkan, menyedihkan, mengharukan, membahagiakan semua dapat mengesan secara kuat dan mendalam dalam batin kita. Semua dapat diolah untuk menciptakan sebuah lagu. Contoh: "Anak Kambing Saya" (lagu daerah Nusa Tenggara Timur), "Ayam Den Lapeh" (lagu daerah Sumatera Barat)

g.    Cerita rakyat

Tiap daerah memiliki cerita-cerita rakyat yang unik. Cerita-cerita itu sebagian merupakan kisah nyata, sebagian lainnya hanyalah dongeng semata. Namun, masyarakat pemiliknya tidak mempersoalkan benar tidaknya cerita-cerita tersebut. Mereka menganggap bahwa cerita-cerita itu menjadi miliknya dan menjadi. bagian dari keberadaannya. Bahkan, banyak cerita dijadikan sebagai panutan dan bahan pendidikan bagi generasi sesudahnya seperti kisah Malin Kundang dari Sumatera Barat dan Sangkuriang dari Jawa Barat. Cerita rakyat seperti ini sering juga dijadikan sebagai tema lagu. Contoh: "Ande-Ande Lumut" (lagu daerah Jawa Tengah)

 

2.   Menentukan Langkah Mana yang Harus Didahulukan

Ada dua cara untuk menciptakan sebuah lagu, menyusun melodinya terlebih dahulu atau liriknya dahulu. Menciptakan lagu dengan mendahulukan melodi lebih sulit karena membutuhkan kemampuan tentang dasar-dasar teori musik yang rumit. Sementara itu, membuat lagu dengan menyusun liriknya terlebih dahulu lebih mudah karena setelah tersedia lirik tinggal kita senandungkan untuk diberi melodi yang kita inginkan.

Berikut ini adalah tip menyiapkan lirik lagu yang indah, yaitu sebagai berikut.

a.  Susun lirik yang dapat menyampaikan maksud dengan jelas dan lengkap.

Perhatikan lirik berikut:

Burung merpati hinggap di dahan

Lalu terbang ke a rah selatan

Dahan ditinggal sendirian

Kini ia merasa kesepian.

Ditinjau dari persajakannya, lirik di atas sebenarnya bagus untuk sebuah lagu. Tetapi, dari sisi tema lirik di atas ambigu. Tidak jelas apa yang ingin di sampaikan. Burung merpati atau dahan. Coba bandingkan dengan lirik berikut.

Sepasang merpati hinggap di dahan

Sang jantan terbang ke selatan

Betina di tinggal sendirian

Sang betina merasa kesepian

b. Jika lirikmu panjang, susunlah dalam bait-bait.

Perhitungkan pula jumlah suku kata tiap barisnya. Jangan lupa perhatikan persajakannya. Ingat, jumlah suku kata dalam tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait, dan persamaan bunyi dalam baris maupun bait sangat menolong untuk menimbulkan efek musikalitas.

3. Membentuk Motif dan Frase

Pada saat bersenandung untuk membentuk suatu melodi bagi baris-baris lirik yang telah kita susun, ketika itu pula sebenarnya kita sedang menyusun motif dan frase bagi lagu yang kita cipta. Motif adalah rangkaian tiga nada atau lebih yang telah mampu mengekspresikan rasa musikal, sedangkan frase adalah rangkaian fungsional dari beberapa motif melodi.

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar