Memainkan
Ansambel Tradisional
Gamelan
jelas bukan alat musik yang asing, bahkan popularitasnya telah merambah
berbagai benua dan memunculkan paduan musik baru jazz-gamelan, melahirkan
institusi sebagai ruang belajar dan ekspresi musik gamelan, hingga menghasilkan
pemusik gamelan ternama. Pagelaran musik gamelan bisa dinikmati di berbagai
belahan dunia.
1. Gamelan
Gamelan
adalah suatu istilah untuk berbagai jenis alat musik yang dimainkan dan merupakan
unsur penting musik tradisional Indonesia. Masing-masing jenis gamelan sedikit berbeda
dari lainnya.
a. Alat
Seperangkat
gamelan (sepangkon) terdiri atas gendang, ketuk, kenong, kempul, gong,
kempyang, bonang, saron, sleten, gambang, gender, celempug, rebab, suling, siter,
dan keprak. Setiap instrumen gamelan memiliki tugas sendiri-sendiri dalam sebuah
pagelaran, antara lain sebagai berikut.
1) Pengatur irama
menggunakan gendang.
2) Pemangku irama
menggunakan ketuk, kenong, kempul, gong, dan kempyang.
3) Pengatur lagu
menggunakan bonang.
4) Pemangku lagu
menggunakan saron dan slentem.
5) Pengisi jiwa
menggunakan gembang.
6) Pembuka menggunakan
rebab.
7) Untuk memeriahkan
irama dapat menggunakan suling dan siter.
Untuk
meletakkan gamelan agar dapat dimainkan, diperlukan wadah atau tempat menyusun
gamelan, antara lain berupa alat-alat sebagai berikut.
1) Plangkan kayu untuk
menempatkan ketuk dan kenong.
2) Rancakan untuk
menempatkan bonang, rebab, dan gendang.
3) Pangkon untuk
meletakkan gender, saron, dan demung.
4) Grobogan untuk
mengatur dan menaruh bilahan gambang.
5) Gayor untuk menggantungkan
gong dan kempul.
b. Cara Memainkan
Gamelan
terbuat dari bahan logam, kayu, kulit, kawat, dan bambu. Meskipun proses penciptaannya
masih sederhana dan mengandalkan pekerjaan tangan (kerajinan tangan), yaitu
memanfaatkan bahan yang ada di alam sekitar. Hasil karya tersebut memiliki
kualitas yang dapat dibanggakan dan mengandung keunikan tersendiri, baik ditinjau
dari sudut bentuk fisik maupun suara yang dihasilkan oleh instrumen gamelan tersebut.
Warna suara tiap-tiap instrumen gamelan berbeda-beda, tetapi jika ditabuh berbarengan
dengan nada-nada yang teratur dapat menghasilkan alunan suara yang mampu
menghanyutkan hati orang yang mendengarnya.
Menurut bentuk dan bahannya,
gamelan dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis berikut.
1) Bilah (wilahan) adalah gamelan yang berupa bilahan-bilahan
logam (besi atau perunggu) dan kayu. Misalnya adalah saron, peking, demung,
gender, dan gembang.
2) Pencon (pencu) adalah gamelan yang terbuat
dari logam dan berbentuk cekungan. Di bagian tengahnya dibuat menonjol untuk di
tabuh atau dipukul. Misalnya gong, bonang, ketuk, dan kenong.
3)
Bentuk lain yang tidak berupa bilah maupun pencon. Misalnya gendang yang terbuat
dari kulit binatang, rebab, siter yang terbuat dari kawat, dan seruling yang terbuat
dari bambu.
c. Notasi Gamelan
Di
Jawa, seorang musisi karawitan dianggap piawai apabila mampu memainkan berbagai
gending tanpa melihat notasi (hafal di luar kepala). Oleh karena itu, notasi berfungsi
sebagai jembatan yang mempermudah musisi karawitan untuk menghafal gending.
Seorang empu memainkan instrumen gender sambil terkantuk-kantuk dalam pertunjukan
wayang kulit ternyata lebih mampu memunculkan rasa dan kesan musikal yang indah
dibandingkan sarjana karawitan yang masih membaca notasi. Seorang empu telah hafal
di luar kepala dalam menyajikan gending, sehingga fokus utamanya hanya pada
pencapaian “rasa”. Sementara sarjana karawitan lebih disibukkan dengan urusan
membaca, sehingga tidak berkonsentrasi dalam memunculkan pencapain “rasa” musikal
yang ideal. Namun demikian, cara pembelajaran di kelas-kelas gamelan masih tetap
menggunakan notasi kepatihan.
1) Titilaras
Tangga nada dalam
bahasa Jawa secara umum disebut laras atau titi laras. Istilah “titi” dapat
memiliki arti angka, tulis, tanda, notasi atau lambang. Sedangkan istilah “laras”
berarti susunan nada atau tangga nada. Jadi, titilaras mempunyai arti sebagai
suatu notasi tulis, huruf, angka atau lambang yang menunjuk pada ricikan tanda-tanda
nada menurut suatu nada tertentu.
Titilaras mempunyai 2 macam, yaitu ada 2
jenis titilaras yaitu sebagai berikut.
a) Laras Slendro
Laras
slendro pada umumnya menghasilkan suasana bersifat riang, ringan, gembira dan
terasa lebih ramai. Misalnya pada adegan peperangan, perkelahian atau baris
berbaris. Namun pada gending yang menggunakan laras slendro miring justru
memberikan kesan sendu, sedih atau romantis. Nada miring adalah nada laras
slendro yang secara sengaja dimainkan tidak tepat pada nada-nadanya.
b) Laras Pelog
Laras
pelog pada umumnya memberikan kesan gagah, agung, keramat dan sakral terutama
pada permainan gendhing menggunakan laras pelog pathet nem. Hal ini dapat
dijumpai pada adegan persidangan agung, kemarahan yang meluap-luap, masuknya
seorang Raja ke sanggar pamelegan (tempat pemujaan), adegan yang menyatakan
sakit hati atau adegan yang menyatakan dendam kesumat. Namun pada gendhing yang
menggunakan laras pelog barang justru memberi kesan gembira, ringan dan
semarak. Tinggi rendah nada titilaras bagi laras slendro dan pelog berbeda.
Pada laras slendro tingkatan suara untuk tiap nada adalah sama,
setiap satu oktaf dibagi menjadi 5 laras, tetapi pada gamelan laras pelog,
tingkatan nada masing-masing bilahan tidak sama. Perbedaan antara laras slendro
dan pelog dapat dilihat pada tabel berikut.
Titilaras
dalam seni musik daerah biasanya sering disebut notasi, yaitu suatu tanda-tanda
untuk menunjukkan tinggi rendahnya suatu nada berupa angka atau lambang
lainnya. Titilaras memegang peranan yang penting dan praktis dalam seni musik
karawitan, karena dengan menggunakan titilaras kita dapat mencatat, mempelajari
dan menyimpannya untuk dapat dipelajari dari generasi ke generasi. Sistem
notasi yang dipakai dalam gamelan Jawa adalah notasi pentatonik (menggunakan 5
buah nada) dan merupakan titilaras musik Indonesia asli. Notasinya disebut
notasi kepatihan yang diciptakan oleh Raden Ngabehi Jaya Sudirga atau Wreksa
Diningrat sekitar tahun 1910. Karena notasi angka ditulis di Kepatihan maka
notasi tersebut diberi nama notasi angka kepatihan. 2)
Nada-nada dalam Notasi Kepatihan
Macam-macam nada dalam Notasi Kepatihan adalah
sebagai berikut.
a) Penanggul yaitu nada
1 (siji) dibaca ji
b) Gulu yaitu nada 2
(loro) dibaca ro
c) Dhada yaitu nada 3
(telu) dibaca lu
d) Pelog yaitu nada 4
(papat) dibaca pat
e) Lima yaitu nada 5 (lima)
dibaca mo
f) Nem yaitu nada 6
(enem) dibaca nem
g) Barang yaitu nada 7
(pitu) dibaca pi
d. Lagu Gamelan
Sederhana
Perhatikan notasi pada
Ladrang Sri Katon menggunakan laras slendro pathet manyura
SOAL LATIHAN
1. Sebutkan bagian-bagian dari seperangkat gamelan!
Jawab : ……………………………………………………………………………
2. Jelaskan yang kalian ketahui tentang laras
slendro!
Jawab : ……………………………………………………………………………
3. Jabarkan peranan titilaras dalam seni karawitan!
Jawab : ……………………………………………………………………………
4. Tuliskan macam-macam gong dalam gamelan!
Jawab : ……………………………………………………………………………
5. Terangkan alat musik gesek yang ada dalam karawitan!
Jawab : ……………………………………………………………………………
UJI
KOMPETENSI
I.Pilihlah
salah satu jawaban yang paling benar di bawah ini!
1.
Musik ansambel dimainkan oleh tiga jenis alat musik atau lebih dengan alat
musik yang berbeda, sehingga dalam permainannya membutuhkan ....
a.
skill individual b.
perasaan yang tajam
c.
kerja sama dan kekompakan d.
kemampuan khusus terhadap berbagai alat musik
2. Gamelan yang paling
populer dapat temukan di pulau ....
a.
Jawa b.
NTT
c.
NTB d.
Sulawesi
3.
Menurut Ki Sindu Suwarno, bahwa karawitan berasal dari kata ....
a.
ruwet b.
duwet
c.
riwat d.
rawit
4.
Di masa sekarang istilah karawitan mencakup semua jenis-jenis alat musik yang
berbentuk ....
a.
pelog dan slendro b.
vokal dan instrumental
c.
vokal dan pelog d.
slendro dan instrumental
5. Gamelan terdiri atas instrumen logam dan berbagai
jenis gong yang menghasilkan nada apabila ....
a.
ditabuh b.
dipetik
c.
ditiup d.
digesek
6.
Jumlah nada pada laras pelog adalah ....
a.
sembilan b.
tujuh
c.
lima d.
tiga
7.
Seni tetabuhan yang dianggap paling tua dan masih bertahan hidup serta berkembang
sampai saat sekarang ini adalah alat musik ....
a.
gendang b.
gitar
c.
gamelan d.
biola
8.
Kelompok alat musik yang menggunakan getaran udara sebagai sumber bunyi dalam
musik disebut ....
a.
aerophones b.
membranophones
c.
idiophones d.
chordophones
9.
Menggunakan alat musik melodis, harmonis dan ritmis yang dimainkan secara
bersamaan disebut dengan musik ansambel ....
a.
campuran b.
idiophones
c.
sejenis d.
chordophones
10.
Untuk menempatkan bonang, rebab, dan gendang dapat menggunakan wadah yang bernama
....
a.
grobogan b.
rancakan
c.
pangkon d.
gayor
11.
Berikut yang bukan termasuk kelompok alat musik idiophones adalah ....
a.
angklung b.
kolintang
c.
arumba d.
rebab
12.
Pemangku irama dalam seperangkat gamelan adalah sebagai berikut, kecuali
a.
ketuk b.
kenong
c.
gendang d.
kempyang
13.
Irama pembuka dalam seperangkatgamelan menggunakan ....
a.
rebab b.
saron
c.
slentem d.
gembang
14.
Untuk menempatkan ketuk dan kenong dapat menggunakan ....
a.
Plangkan kayu b.
Rancakan
c.
Pangkon d.
Gayor
15.
Penciptaan gamelan masih sederhana dan termasuk dalam kategori ....
a.
perdagangan b.
pengolahan
c.
rekayasa d.
kerajinan
16.Jenis
gamelan yang berupa bilahan-bilahan logam dan kayu dapat dijumpai pada ....
a.
gong, bonang, ketuk, dan kenong b.
rebab, siter, dan seruling bambu
c.
saron, peking, gender, dan gembang d. gong, bonang, dan seruling bambu
17.Seorang
empu yang telah hafal di luar kepala dalam menyajikan gending,sehingga fokus
utamanya hanya pada pencapaian ....
a.
rasa b.
suara
c.
laksana d.
bahasa
18.Laras
pelog pada umumnya memberikan kesan gagah, agung, keramat dan sakral terutama
pada permainan gendhing menggunakan laras pelog pathet ....
a.
sanga b.
nem
c.
manyura d.
barang
19.
Notasi kepatihan yang diciptakan oleh .....
a.
Jayeng Katon b.
Suksma Sekaran
c.
Wreksa Diningrat d.
Danang Sudirga
20.
Tembang lir-ilir pada umumnya menggunakan titilaras pelog pathet ....
a.
sanga b.
nem
c. manyura d. Barang
Ayo terus berkarya biar bermanfaat untuk orang lain
BalasHapus