Sebagai pendidik kita selalu berpikir bagaimana anak didik kita memahami apa yang kita sampaikan dalam sebuah pembelajaran, akan tetapi terkadang harapan kita tidaklah sama dengan kenyataannya, hal ini sering kita alami.Tiap usaha mengajar sebenarnya ingin menumbuhkan atau menyempurnakan pola laku tertentu dalam diri peserta didik.
Yang dimaksudkan dengan pola tingkah laku ialah kerangka dasar dari sejumlah kegiatan, yang lazim dilaksanakan manusia untuk bertahan hidup dan untuk memperbaiki mutu hidupnya dalam situasi konkrit. Kegiatan itu bisa berupa kegiatan rohani seperti mengamati, menganalisa dan menilai keadaan dengan nalar. Bisa juga kegiatan jasmani yang dilakukan dengan tenaga dan ketrampilan fisik. Umumnya manusia bertindak secara manusiawi apabila kedua jenis kegiatan tersebut dibuat secara terjalin, artinya kegiatan jasmani didukung oleh kegiatan rohani atau sebaliknya.
Disamping menumbuhkan atau menyempurnakan pola laku, pengajaran bertujuan untuk menimbulkan kebiasaan. Kebiasaan bisa dirumuskan sebagai keterarahan, kesiapsiagaan di dalam diri manusia untuk melakukan kegiatan yang sama atau serupa dengan cara yang lebih mudah, tanpa memeras dan boros tenaga. Kebiasaan akan timbul justru apabila kegiatan manusia baik yang rohani maupun jasmani dilakukan berulang kali dengan sadar dan penuh perhitungan, maka tidak berlebihan bila setiap sekolah untuk membentuk pola tingkah laku ini mereka mengadakan berbagai macam pembiasaan kepada para siswanya, misalnya bersalaman tiap masuk dan pulang sekolah, mengucapkan salam bila bertemu dengan warga sekolah, tadarus tiap pagi atau untuk menumbuhkan rasa nasionalismenya setiap pulang diajak menyanyikan lagu wajib.
Tujuan tiap pengajaran ialah menimbulkan atau pola laku dan membina kebiasaan, sehingga peserta didik trampil menjawab tantangan situasi hidup secara manusiawi. Dengan kata lain pengajaran ingin memekarkan kemampuan berpikir dan kemampuan bertindak para peserta didik, sehingga mereka akan mampu menghadapi segala tantangan dalam keadaan apapun, mereka akan mampu mengamati keadaan,menilai keadaan dan mampu mengambil keputusan berdasarkan analisa dari keadaan tersebut.
Keadaan hidup manusia modern dewasa ini berubah sangat cepat. Kalau jaman batu ke jaman perunggu manusia membutuhkan waktu ratusan ribu tahun untuk perubahan, maka jaman sekarang satu dasawarsa saja telah membawa perubahan yang membingungkan, kita dahulu tidak membayangkan ada telepon pakai HP yang bisa bisa bicara jarak jauh yang bisa mengalahkan surat menyurat lewat pos, belum habis rasa heran kita ternyata ada internet,youtube,watshap dll yang semuanya membawa perubahan yang sangat besar terhadap pola prilaku masyarakat tak terkecuali dunia pendidikan terutama siswa,guru dan orang tua/masyarakat. Oleh sebab itu pengajaran di abad kita ini harus memperhatikan laju dan arus perubahan yang terjadi. Pengajaran perlu membina pola pikir, ketrampilan dan kebiasaan (karakter), yang terbuka dan tanggap, yang mampu menyesuaikan diri secara manusiawi kepada perubahan.
Kalau tujuan pengajaran adalah menumbuhkan dan menyempurnakan pola laku, membina kebiasaan dan kemahiran menyesuaikan diri kepada keadaan yang berubah-ubah, maka metode mengajar harus mendorong proses pertumbuhan dan penyempuraan pola laku, membina kebiasaan dan mengembangkan kemahiran untuk menyesuaikan diri. maka pertanyaannya adalah, sudah siapkah kita sebagai pendidik untuk menghadai perubahan jaman yang begitu pesat?. Kalau jawabannya belum maka, mari kita selalu belajar dan terus belajar, tak ada ruginya kita memiliki ilmu, semoga dengan ilmu itulah kita bisa berbagi, semoga dengan ilmu itulah yang akan menyelamatkan kita baik di dunia maupun di akhirat (moga,28 mei 2020. Sumber;Mengajar Dengan Sukses: Ad Rooijakkers.1986)
Sangat inspiratif om
BalasHapusAyo berkarya terus
BalasHapus